MENGENAL
TRADISI
“PEHELUNG KA’UH TUPUH DUMAN LEBAU”
DI
DESA WISATA BUDAYA MIAU BARU
|
HP2SB-SDK dalam Ritual Adat "HIVAN PAKAN" Tahun 2019 |
URAIAN SINGKAT
Pehelung
Ka’uh Tupuh Duman Lebau adalah sebutan nama untuk acara “Pesta Pasca Panen”
yang di gelar sekali dalam setahun di Desa Wisata Budaya Mau Baru.
Acara tersebut biasanya di selenggarakan pada Bulan
April setiap tahunnya dan telah menjadi sebuah agenda tetap sebagai ritus seni
budaya dalam tradisi budaya Suku Dayak Kayan di Desa Wisata Budaya Miau Baru yang aka terus di lestarikan
sepanjang masa.
Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau mulai di gelar kembali pada Bulan April Tahun 2019 di Desa Wisata Budaya Miau Baru setelah sempat beberapa dekade sepi tidak pernah di selenggarakan terakhir sejak tahun 90an di karenakan adanya isu tentang perbedaan pendapat dan pemahaman terhadap pelaksanaan acara tersebut yang di anggap bersinggungan dengan kepercayaan terkait Agama dan Mitologi Kepercayaan Suku Dayak Kayan di masa lampau yang mempengaruhinya sehingga acara tersebut sempat di hentikan.
|
HP2SB-SDK Bersama Tokoh-tokoh Masyarakat & Pemerintah |
Pada kesempatan di Tahun 2019 Himpunan Pemuda
Pelestari Seni & Budaya Suku Dayak Kayan (HP2SB-SDK) berinisiatif dalam
suatu upaya untuk mengangkat kembali acara tersebut karena di anggap penting
sebagai salah satu “Warisan Kekayaan Budaya Suku Dayak Kayan yang perlu di
lestarikan, sehingga HP2SB-SDK pada waktu itu mulai membangun komunikasi dengan
Tokoh-tokoh Adat, Tokoh-Tokoh Agama serta Unsur-unsur Pemerintah Desa termasuk
Masyarakat Umum dalam upaya mensosialisasikan rencana pelaksanaan acara tersebut dengan
komitmen dalam sebuah sistem koordinasi yang baik dan dapat di pahami oleh
khalayak umum, dimana tata cara pelaksanaan acara tersebut telah melalui
evaluasi-evaluasi mengenai hal-hal yang perlu dan tidak perlu di pakai baik
dari cara maupun bahasa ritual yang merujuk pada wujud kepercayaan lama dalam Mitologi
Kayan Kuno di masa lampau sehingga acara tersebut dalam sebuah peraga ilustrasi
ritualnya hanya akan lebih mengedepankan nilai-nilai seninya yang wajar sebagai
cirikhas yang dapat menjadi warna daya tarik dari kemeriahan acara itu sendiri dengan
tidak lagi bersinggungan dengan hegemoni keagamaan dalam prinsip kepercayaan
yang mutlak hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga acara Pehelung Ka’uh
Tupuh Duman Lebau pada Tahun 2019 dapat di mulai dan terselenggarakan dengan
baik.
|
Yusni Sofian Ketua Pehelung Ka'uh Tupuh Duman Lebau Tahun 2019 |
Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau merupakan sebuah
acara budaya yang cukup meriah yang di selenggarakan di Desa Wisata Miau Baru,
dimana acara ini lebih banyak di isi dengan kegiatan-kegiatan kesenian tradisi yang meliputi ragam tarian-tarian asli Suku Dayak Kayan yang sangat jarang di temui pada acara-acara kesenian lainnya, serta olahraga tradisional yang meliputi permainan klasik
dalam tradisi budaya Suku Dayak Kayan sehingga orang-orang banyak termasuk para
pengunjung sangat antusias hadir untuk menyaksikan pelaksanaan acara tersebut sampai dengan puncak acara, dan biasanya pada hari penutupan akan di adakan acara makan bersama di
AMIN ADAT LEKEQ BILUNG JAU Desa Wisata Budaya Miau Baru, disana kita akan
melihat dan dapat mencicipi ragam kuliner khas Suku Dayak Kayan yang unik
dimana acara tersebut juga terbuka untuk umum.
|
Amai PAI DING Kepala Adat Miau Baru 2019 dalam Ritual Adat Pakan
|
Desa Wisata Budaya Miau Baru berharap kedepannya
agar acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau ini mendapat perhatian khusus dari
Pemerintah sehingga acara ini kedepannya dapat di muat di dalam agenda-agenda kebudayaan di
daerah yang patut di bina dan di kembangkan sehingga mampu mendorong percepatan pembangunan
di sektor kepariwisataan sebagai salah satu pusat destinasi pariwisata budaya
yang mampu bersaing di masa depan.
DESKRIPSI SINGKAT TENTANG SEJARAH DAN ARTI PEHELUNG KA’UH TUPUH DUMAN LEBAU DALAM KEHIDUPAN TRADISI BUDAYA SUKU DAYAK KAYAN
Mengenal Sejarah Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau
Acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau adalah sebuah tradisi yang sudah sejak lama berlaku dalam kehidupan tradisi budaya Suku Dayak Kayan sejak masa lampau, dan sampai dengan saat ini acara tersebut masih dilakukan oleh seluruh kaum Dayak Kayan pada umumnya dengan tata cara ritual dan nama acara yang berbeda-beda sesuai dengan tradisi di daerahnya masing-masing dimana sub suku dari kaum Suku Dayak Kayan itu sendiri berada.
Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau biasanya di gelar satu setahun sekali setiap tahunnya yaitu jatuh pada Bulan April, dimana bulan tersebut di anggap sebagai titik puncak dari seluruh kegiatan masyarakat, dan titik awal untuk memulai suatu kegiatan kembali bagi masyarakat sesuai dengan tradisi adat Suku Dayak Kayan, sehingga dari segi terjemahan lain hal ini identik seperti sebuah Perayaan Tahun Baru Adat yang terlihat sedikit berbeda dari tradisi manusia pada umumnya dalam perayaan Pergantian Tahun Masehi.
Hal itu terjadi karena di masa lampau Orang-orang Kayan belum mengenal tentang perhitungan waktu dalam Tahun Masehi sehingga segala sesuatunya baik itu tentang siklus dalam sebuah kelangsungan hidup hanya akan di tentukan dari sebuah gambaran tentang tanda pergantian musim berdasarkan iklim dan perubahan alam yang mereka pahami dan hal itulah yang menjadi dasar tolak ukur untuk perhitungan waktu tentang suatu masa dalam siklus kehidupan orang-orang kayan pada masa itu, sampai dengan pada akhirnya Tahun Masehi mulai di kenal dan ternyata moment perhelatan Pehelung Kaúh Tupuh Duman Lebau jatuh pada Bulan April dalam perhitungan Tahun Masehi, itulah dasar sejarah yang menjadi alasan mengapa Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau di selenggarakan setiap Bulan April.
Mengenal Arti Dari Nama Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau
Terjemahan dari Bahasa Kayan tentang arti kata dari nama Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau antara lain;
- PEHELUNG yang berarti; Suatu perhelatan,
- KA’UH yang berarti; Akhir dari suatu peristiwa,
- TUPUH yang berarti; Lepas atau tentang sesuatu hal yang telah berlalu,
- DUMAN yang berarti; Suatu masa dalam siklus kehidupan, dan
- LEBAU yang berarti; Melanjutkan atau melangkah kembali untuk menaiki sesuatu hingga mencapai puncaknya.
Dengan memahami terjemahan tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan tentang arti dari nama Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau tersebut dalam sebuah frasa yaitu; “suatu perhelatan dimana seluruh Masyarakat Adat Suku Dayak Kayan akan berkumpul bersama di suatu tempat untuk melakukan suatu acara hajatan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Sang Pencipta atas segala perlindungan dan pencapaian-pencapaian hasil dalam kehidupan semua orang, baik itu hasil dari bercocok tanam, perburuan maupun kegiatan lainnya yang telah memenuhi kebutuhan hidup setiap orang pada satu masa yang telah berlalu, dan selanjutnya akan memanjatkan do'a untuk menyerahkan kembali setiap rencana dan perjalanan kehidupan semua orang ke dalam perlindungan Sang Pencipta dan suatu hari hanya akan memperoleh berkat dariNya pada lembaran perjalanan kehidupan baru yang akan di tempuh kembali”.
Di masa lampau Suku Dayak Kayan di kenal begitu melekat dengan kepercayaan atau Mitologi Bungan Malan Pesilung Bluan yang merupakan sosok Dewa Pencipta Segala Sesuatu yang memberikan Kehidupan, Perlindungan dan Kematian bagi setiap orang sehingga biasanya setiap ritual syukur dan persembahan pada masa itu biasanya di panjatkan kepada Dewa Bungan Malan.
Ketika Agama mulai menyebar di seluruh daratan Borneo orang-orang kayan mulai menanggalkan kepercayaan lama mereka dan mulai mengikuti ajaran agama dan pada akhirnya agama telah mampu menggiring seluruh orang-orang Kayan hanya Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dari itu sekarang kita bisa melihat fakta-fakta dalam kehidupan orang-orang kayan yang kita jumpai bahwa mayoritas Suku Dayak Kayan di Pulau Borneo yang kita kenal sekarang pada umumnya lebih banyak yang memeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katolik dan sebagian kecil memeluk agama Muslim.
Menilai ajaran agama yang terlihat kontras memiliki pertentangan yang kuat terhadap kepercayaan lama sehingga hal itu harus memaksa Suku Dayak Kayan untuk dapat mengevaluasi dan mengubah setiap tata cara tradisi adat istiadat di dalam tatanan kehidupan orang-orang kayan agar tidak menyimpang dari prinsinsip-prinsip keagamaan yang mengharuskan setiap orang hanya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka oleh karena itu pada setiap pertunjukan ritual adat termasuk ritual-ritual yang dilakukan pada acara adat Pehelung Ka'uh Tupuh Duman Lebau di Desa Wisata Budaya Miau Baru hanya akan menampilkan sebuah ilustrasi atau peraga dari sebuah tradisi yang hanya lebih menekankan pada nilai-nilai seninya saja dalam suatu pertunjukan yang bertujuan sebagai bentuk upaya di dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Suku Dayak Kayan sebagai suatu karakteristik identitas dan jati diri dari Generasi Kayan dan bukan sebagai entitas dalam sebuah kepercaayaan yang menjadi tujuan hidup setiap orang sehingga setiap permohonan dan do'a syukur di dalam pelaksanaan acara Pehelung Ka'uh Tupuh Duman Lebau "mutlak" di panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
PELAKSANAAN ACARA PEHELUNG KA’UH TUPUH DUMAN LEBAU
Waktu Pelaksanaan Acara
Pehelung Ka'uh Tupuh Duman Lebau :
Sebagaimana telah di terangkan secara singkat pada ulasan peristiwa sejarah di atas bahawa acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau di Desa Wisata Budaya Miau Baru telah di tetapkan pada Bulan April setiap tahunnya dan hal itu telah menjadi suatu ketetapan waktu yang tidak dapat dirubah sesuai dengan peristiwa sejarahnya, kecuali tentang Hari dan Tanggal akan di mulainya acara tersebut tidak dapat di tentukan dalam sebuah ketetapan waktu yang pasti karena biasanya para Pemangku Adat akan memilih hari-hari baik atau hari yang tepat untuk dapat melaksanakan acara tersebut dan berapa lama acara tersebut akan di selenggarakan.
Apalagi di zaman sekarang kita ketahui bahwa Bulan April juga bertepatan dengan Hari Raya Paskah dimana pada umumnya mayoritas Suku Dayak Kayan yang memeluk Agama Kristen akan lebih mengutamakan perayaan Hari Paskah itu sendri sehingga sangat di perlukan koordinasi-koordinasi yang baik antar semua pihak untuk menentukan waktu pelaksanaannya yang tepat.
Rangkaian Kegiatan Budaya Pada Acara
Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau
Beberapa item kegiatan budaya yang biasanya di gelar pada pelaksanaan acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau di Desa Wisata Budaya Miau Baru antara lain meliputi :
✔Acara Pembukaan Pehelung Ka'uh Tupuh Duman Lebau ;
Pada Acara Pembukaan di isi dengan seremonial Ritual Adat “HIVAN PAKAN” yang di gelar pada hari pertama pembukaan acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau yang sangat meriah, dan acara pembukaan itu biasanya di hadiri oleh para undangan dari Pemerintah Daerah beserta unsurnya, dan turut hadir perwakilan-perwakilan dari desa-desa tetangga.
- Festival Seni Tari Kreasi antar RT maupun antar Sanggar Tari dengan kategori beregu maupun tunggal.
- Festival Musik Tradisional SAPEQ dan KOLINTANG.
✔Pertunjukan Kesenian Tradisi (Hivan Paún);
Pertunjukan Hivan Pa’un (tarian-tarian asli) Suku Dayak Kayan yang merupakan simbol-simbol kehidupan dalam tradisi budaya Suku Dayak Kayan secara turun temurun dengan jenis-jenis tarian yang meliputi;
- Hivan Hudoq Kitaq,
- Hivan Hudoq Aruq,
- Hivan Saw,
- Hivan Jat Alat,
- Hivan Seang,
- Hivan Tingeang Urip,
- Hivan Manuk Inuq,
- Hivan Lupah,
- Hivan Kareang,
- Hivan Pejoh,
- Hivan Hudoq Kusap Nga’eang,
- Parap / Lagu-lagu tradisional Kayan, dan
- Hudoq Kelseq / Pertunjukan Lawak.
✔Permainan Klasik / Olahraga Tradisional;- Lomba Perahu,
- Menyumpit,
- Panaq Asing,
- Panaq Alang,
- Tung Tukeak
- Pejat Akah
✔Puncak PehelungPada puncak acara Pehelung Ka’uh Tupuh Duman Lebau biasanya di isi dengan acara-acara antara lain:
Acara Pekatuk merupakan suatu acara semacam rapat umum yang di pimpim oleh tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari Lembaga Adat, Pemerintah Desa, Ketua-ketua RT, Tokoh Agama yang wajib di hadiri oleh seluruh warga masyarakat, dimana acara tersebut berisikan tentang nasehat-nasehat dan arahan yang akan menjadi pedoman dalam kelangsungan hidup warga masyarakat secara umum.
|
Acara Pekatuk di Amin Adat Desa Wisata Budaya Miau Baru |
Sesi Acara Pekatuk biasanya di lakukan dari pagi sambil menunggu persiapan konsumsi dari semua RT yang ada di Desa Wisata Budaya Miau Baru.
- Prosesi Persiapan Konsumsi;
Pada prosesi Persiapan Menu Konsumsi warga dari setiap RT akan memasuki Amin Adat Desa Miau Baru dengan menghantar jenis-jenis makanan yang telah di masak dari RT nya masing-masing untuk di kumpulkan dan di siapkan di Amin Adat Desa Wisata Budaya Miau Baru.
|
Prosesi Hantar Makanan di Amin Adat Desa Wisata Budaya Miau Baru |
Suatu hal yang yang paling unik dan menarik dalam prosesi ini adalah pada saat warga RT menghantar makanan mereka akan sambil melakukan tari-tarian yang di iringi dengan musik tradisional Kolintang maupun Sapeq yang akan menyambut kedatangan mereka di Amin Adat, dan kemudian orang-orang akan menari mengelilingi ruangan panggung pertunjukan Amin Adat terlebih dahulu sebelum makanan di letakan pada tempat yang telah di sediakan oleh Panitia Pelaksana Acara di ruangan Amin Adat.
Acara Makan Bersama adalah puncak dari acara Pehelung yang paling di nantikan selain prosesi ritual adat pembukaan Pehelung Ka’uh Tupuh Duman lebau di Desa Wisata Budaya Miau Baru, dimana di dalam acara ini seluruh warga masyarakat akan datang berkumpul untuk makan bersama di Amin Adat menikmati semua makanan yang telah di sediakan sebagai wujud ungkapan rasa syukur masyarakat atas kelimpahan berkat yang telah di curahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
|
Acara Makan Bersama di Amin Adat Desa Wisata Budaya Miau Baru |
Acara makan bersama pada acara ini tidak tertutup hanya untuk warga Miau Baru atau undangan saja, tetapi juga terbuka untuk semua pengunjung yang datang ke Amin Adat, di persilahkan untuk mergabung dengan masyarakat bersama-sama menikmati makanan yang telah di sediakan.
"Salam Budaya"
Oleh : YUSNI SOFIAN
Komentar
Posting Komentar